Kamis, 17 Maret 2011

Fatwa Tentang Ahmadiyah

Oleh: Asy Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani

Di dalam banyak hadits beliau, Nabi shallallahu alaihi wasallam telah mengabarkan sebagai nash dan peringatan bagi ummatnya bahwa sungguh akan ada setelah beliau para dajjal (pendusta). Beliau bersabda dalam sebagian hadits beliau,

“Mereka semua mengaku nabi. Dan aku adalah nabi terakhir, tidak ada nabi setelahku” (HR. Muslim dan yang selain beliau, lihat Al Ahadits Ash Shahihah 1683)

Dan di antara dajjal ini adalah Mirza Ghulam Ahmad Al Qadiyani yang mengaku nabi. Dia memiliki pengikut yang banyak di India, Jerman, Inggris, dan Amerika. Mereka memiliki banyak masjid di negeri itu. Mereka pun menyesatkan kaum muslimin lewat masjid-masjid mereka. Di Suriah pun ada salah satu anggota mereka. Allah pun menumbangkan dan mengusir mereka. Mereka memiliki bermacam-macam pemahaman selain akidah mereka bahwa kenabian tetap ada setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Pendahulu mereka dalam masalah ini adalah Ibnu Araby Ash Shufi. Orang-orang Ahmadiyah memiliki sebuah risalah di mana mereka mengumpulkan ucapan-ucapan Ibnu Arabi yang mendukung i’tiqad mereka sebagaimana yang telah kita sebutkan. Para ulama seolah-olah tak mampu membantahnya karena yang mengucapkannya adalah Ibnu Araby (seorang yang dianggap sebagai wali Allah oleh orang-orang sufi-pent)! Padahal para ulama tersebut dengan pasti telah mengkafirkan Ahmadiyah.

Di sini bukanlah tempatnya untuk menyebutkan akidah-akidah mereka. Tidaklah diragukan lagi bahwa mereka inilah yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam hadits yang shahih.

“Akan ada di akhir zaman, para dajjal pendusta. Mereka mendatangkan kepada kalian hadits-hadits yang belum pernah kalian dengar, begitu juga bapak-bapak kalian. Hati-hatilah kalian terhadap mereka. Jangan sampai mereka menyesatkan dan memberikan fitnah kepada kalian.” (Diriwayatkan oleh penulis [Abu Ja'far Ath Thahawy –pent] dalam Misykatul Atsar [4/10] dan Imam Muslim [9/1])

Dan yang merupakan ciri-ciri yang nyata dari mereka adalah bahwasanya ketika memulai pembicaraan dalam dakwah mereka, mereka mulai dengan menetapkan kematian Isa alaihissalam sebelum segala sesuatunya. Jika hal ini berhasil mereka dakwahkan –menurut persangkaan mereka- mereka akan berpindah ke marhalah selanjutnya yakni menyebutkan hadits-hadits yang warid tentang turunnya isa alaihis shalatu wassalam. Mereka menampakkan keimanan mereka dalam hal ini, lalu segera beralih kepada apa yang mereka takwilkan. Setelah mereka menetapkan –dengan apa yang mereka kira- wafatnya Isa, mereka memaksudkan yang akan turun nanti adalah yang semisal Isa, yaitu Ghulam Ahmad Al Qadiyani.

Mereka memiliki banyak takwil jelek semacam ini, dan sungguh banyak sekali! Dan akan datang insya Allah isyarat tentang sebagian akidah mereka yang sesat.

Termasuk kesesatan Al Qadiyani ini adalah pengingkaran mereka terhadap jin sebagai makhluk di luar jenis manusia. Mereka mentakwil semua ayat dan hadits yang menjelaskan kebedaan jin dan perbedaan penciptaan jin dan manusia dengan pemahaman mereka. (Mereka menganggap) bahwa jin itu adalah manusia itu sendiri, atau sekelompok manusia. Bahkan menurut mereka, Iblis itu sendiri adalah manusia yang jahat. Betapa sesatnya mereka!

(Diterjemahkan dari Akidah Thahawiyah,Syarh dan Ta’liq Asy Syaikh Al Albani, halaman 21-23, terbitan Maktabah Al Maarif untuk blog http://ulamasunnah.wordpress.com)

Tidak ada komentar: