Kamis, 17 November 2011
sesuatu yang kau anggap baik belum tentu baik disisi Allah begitupula sebaliknya
Penulis : Abu abdirohman Amr bin suroif
Bisa jadi yang buruk itu baik bagi-mu
Dan yang kau sukai buruk bagi-mu.
Alla berfirman
216. diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Berkata ibnul qoyim rohimahulloh
Didalam ayat ini terdapat beberapa hikmah, rahasia-rahasia, dan kemaslahatan bagi seorang hamba. Sesungguhnya hamba tatkala mengetahui bahwa sesuatu yang dibenci kadang datang berbarengan dengan hal-hal yang dicintai, dan hal-hal yang dicintai kadang datang dengan hal-hal yang di benci. Dengan hal ini seseorang Tidak aman tatkala mendapatkan kesenangan akan selalu diiringi dengan sesuatu bahaya, dan sesuatu yang bahaya akan diiringi dengan hal-hal yang kebahagiaan kerena tidak ada seorangpun yang mengetahui hari esok , sesungguhnya Allah maha mengetahui dan kalian tidak mengetahui. Sehingga mewajibkan bagi seorang hamba mempunyai beberapa perkara, yaitu:
1. tidak ada yang hal mendantangkan manfaat, kebahagiaan kecuali ia harus melakukannya walaupun ia anggap itu berat dan menyakitkan. Karena pada akhirnya ia akan mendapatkan kebaikan, kebahagiaan, kelezatan, dan kegembiraan, walaupun jiwanya sangat membenci hal itu tetapi hal itu lebih baik baginya, sebaliknya tidak ada hal yang sangat membahayakan kecuali tatkala ia melanggar larangan-larangan Allah walaupun hawa-nafsunya sangat cinta, dan selalu mendorong kepada hal itu. Karena pada akhirnya akan membuahkan kesakitan, kepedihan, kesedihan, keburukan, mushibah. Sedangkan tugas akal ini adalah mengemban hal-hal yang ringan untuk mendapatkan kelezatan yang sangat besar, kebaikan yang banyak dan menghindari kesenangan yang semu karena pada akhirnya akan mendatangkan kesengsaraan yang lama dan keburukan yang panjang.
Orang yang bodoh hanya melihat sesuatu itu pada permulaannya saja, seakan-akan perkaranya selalu susah, sengsara dari awalnya sampe akhir. Sedangkan orang yang yang pintar berakal melihat sesuatu perkara pada tujuan akhirnya. Dia melihat akhir semua perkara dan kemaslahatan dari perkara itu. Bahwa dibalik itu semua ada kebaikan yang besar bagi dirinya.
Dia melihat larangan-larangan Allah ibarat makan yang lezat yang terdapat racun yang membahayakan. Setiap kali ia ingin memakannya maka ia tahan karena terdapat racun didalamnya. Sebaliknya tatkala ia melihat perintah-perintah Allah ibarat obat yang pahit yang membawa kesembuhan dan kesehatan, setiapkali ia menghindari dari obat tersebut hatinya selalu mendorongnya untuk meminum obat tersebut karena terdapat kesembuhan dan kesehatan didalamnya. Akan tetapi didalam hal ini seseorang harus mempunyai bekal ilmu pengetahuan yang sangat mendalam dari permulaanya, disertai dengan kesabaran yang sangat kuat didalam menjalani terapi yang sangat pahit dan berat ini, hingga ia mendapatkan hasil yang memuaskan, dan kesembuhan yang sempurna. Apabila keyakinan dan kesabaran hilang darinya akan luput pula kesembuhan tersebut. Dan apabila keyakinan dan kesabarannya menguat akan semakin ringan bebannya didalam mencari kebaikan yang abadi dan kelezatan yang kekal selamanya.
2.Diantara rahasia dari ayat ini adalah, mewajibkan bagi seorang hamba untuk selalu menyerahkan perkaranya kepada Yang Maha Mengetahui hal-hal yang ghoib, mengetahui perkara yang akan datang, serta ridho terh -adap keputusan-Nya, serta menjalankan ketentuan yang Allah pilih baginya diiringi dengan mengharapkan pahala dan kebaikan dari Allah azza wajalla.
3. dalam hal ini ia tidak boleh mencela, membantah ketentuan Allah azza wajalla. Tidak boleh mengatakan “Allah tidak adil didalam hal ini” , “kenapa Allah berbuat kepadaku seperti ini”, dan lain sebaginya dari kata-kata membantah terhadap ketentuan Allah azza wajalla. Karena bisa jadi kehancuran dan kebinasaannya itu dari apa yqang ia senangi tetapi ia tidak mengetahui. Tetapi ia harus meminta dan trus meminta kebaikan kepada Alla azza wajalla terhadap musibah yang menimpanya. Tidak ada sesuatu yang lebih bermanfaat selain daripada itu.
3.apabila ia telah menyerahkan semuanya kepada Allah, dan telah ridha dari ketentuan yang Allah pilih baginya, maka Allah akan tolong ia dengan kekuatan dan kesabaran, akan Allah palingkan baginya segala mushibah dan malapetaka dari dirinya. Dan Allah tampakan padanya kebaikan yang banyak yang sebelumnya belum pernah terjadi padanya.
4. Allah perlihatkan baginya keburukan-keburukan setelahnya pada setiap keinginan dia. Sehingga ia bisa konsentrasi menerima taqdir dan ketentuan dari-Nya dan mentadaburi ketentuan Allah yang kadang ia sadar terkadang juga tidak menyadarinya. Akan tetapi iapun tidak bisa keluar dari taqdir Allah azza wajalla. Kalu seandainya ia ridho menerima ketentuan Allah terhadap dirinya maka akan menjadi hamba yang bersyukur dan terpuji dan kalau tidak maka ia tetap dalam ketentuan Allah tidak bisa keluar darinya diapun menjadi tercela dan celaka karena ia memilih ketentuannya sendiri. selama ia menyerahkan semuanya kepada Allah serta ridho kepada-Nya akan meringankan terhadap musibahnya
Lihat al fawaid ibnul qoyim hal 167 Selengkapnya
Nasehat Para Ulama Tentang Dammaj
Nasihat Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly Kepada Ahlus Sunnah Di Yaman Berkaitan Dengan Pengepungan Syi’ah Rafidhah Terhadap Dammaj
Alhamdulillahi wahdah, wash shalatu was salamu ‘ala man laa nabiyya ba’dah. Amma ba’d :
Ini adalah sebuah nasihat yang berharga dari Fadhilatusy Syaikh Dr. Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly hafidhahullahu ta’ala yang beliau sampaikan sebagai jawaban terhadap pertanyaan yang datang setelah pelajaran beliau yang ke-38 dari syarh kitab “Mufidul Anam wa Nurudh Dhullam fi Tahriril Ahkam li Hajji Baitillahil Haram” di Masjid Bani Salamah di Madinah Nabawiyyah hari Ahad, 3 Dzulhijjah 1432 H. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan pengepungan Ar Rafidhah Al Hutsiyyin –semoga Alloh menjadikan mereka hina- terhadap kota Dammaj di Yaman sejak beberapa hari yang lalu hingga hari ini. Berikut ini transkrip pertanyaan dan jawabannya :
Pertanyaan (dibaca sendiri oleh Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly hafidhahullahu ta’ala) ;
Ini juga pertanyaan dari Yaman. Penanya berkata : “Wahai syaikh kami – hafidhakallah- atas kemuliaan ilmu anda, bukan perkara yang samar tentang apa yang dijumpai oleh saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Dammaj berupa pengepungan besar yang dilakukan oleh orang-orang Rafidhah –semoga Alloh menjadikan mereka hina- . Maka apa nasihat dan bimbingan anda berkaitan dengan kenyataan ini, sama saja apakah nasihat itu bagi Ahlus Sunnah secara umum atau bagi Ahlus Sunnah di Dammaj ?
Jawaban Syaikh Muhammad Bin Hadi Al Madkhaly hafidhahullah ta’ala :
Alhamdulillah. Orang-orang Rafidhah senantiasa berada di atas permusuhan terhadap ahlul Islam sejak hari pertama (kemunculan mereka). Mereka menanti-nanti (mengharap) marabahaya menimpa ahlul Islam –semoga Allah menimpakan hukuman yang berhak mereka terima- . Tidaklah ada kekacauan yang menimpa Ahlus Sunnah, melainkan mereka memiliki andil di dalamnya. Jatuhnya Daulah ‘Abbasiyyah dahulu disebabkan campur tangan mereka. Dan tidaklah ada bencana yang menimpa umat Islam kecuali mereka memiliki andil yang besar di dalamnya. Kita meminta ‘afiyah dan keselamatan kepada Alloh.
Nasihat kami kepada saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Yaman secara umum adalah hendaknya mereka tolong-menolong dan bahu membahu untuk menghadang orang-orang Rafidhah yang merupakan musuh-musuh Alloh, musuh-musuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan musuh-musuh agama yang shahih ini. Ini yang kami nasihatkan kepada mereka. Hal ini dilakukan dengan cara menjelaskan madzhab ahlul haq dan menyebarkannya di antara manusia. Juga dengan merendahkan dan membongkar madzhab Rafidhah yang rusak, serta menjelaskan, menelanjangi dan memaparkan aib-aib mereka kepada manusia sehingga mereka mengetahui kebusukan Rafidhah. Inilah yang sepantasnya dilakukan. Juga wajib bagi mereka untuk bersungguh-sungguh dalam menyebarkan dakwah yang shahih, serta menyebarkan dan menolong sunnah.
Adapun saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Dammaj, maka kita berdoa kepada Alloh ta’ala untuk kebaikan mereka. Kita berdoa kepadaNya dengan namaNya yang paling agung yang jika diminta dengannya pasti Dia akan memberi, dan jika dipanggil dengannya pasti Dia akan menjawab, (kita meminta) supaya Dia menghinakan orang-orang Rafidhah yang najis dan kotor itu, supaya Dia memusnahkan mereka sampai ke akar-akarnya dan menyingkirkan mereka secara total, (kita meminta) supaya Dia mencerai beraikan kelompok mereka serta mematahkan kekuatan mereka, dan supaya Dia memecah belah barisan mereka, serta (kita meminta) agar Dia Yang Maha Suci tidak memberikan pertolongan kepada mereka. Sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik Dzat yang diminta.
Kami juga mewasiatkan kepada mereka (Ahlus Sunnah di Dammaj) agar bersabar dan memohon kepada Alloh ta’ala, serta mengerahkan apa yang mereka sanggupi. Tidak ada perbuatan yang lebih besar daripada berdoa dan memohon kepada Alloh Jalla wa ‘Ala agar Dia menolong agamaNya dan meninggikan kalimatNya. Doa adalah senjata yang agung yang mana banyak orang telah lalai darinya. Mereka berlindung kepada perberkalan yang bersifat materi- yaitu senjata- atau perlawanan yang bersifat dhahir- yaitu perlawanan dengan senjata-, tetapi mereka lalai dari senjata maknawi yang agung, yaitu :
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ
“Jika Alloh menolong kalian, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kalian. Jika Alloh membiarkan kalian (tidak memberi pertolongan), maka sesudah itu siapakah yang dapat menolong kalian (selain) Alloh?” (Ali Imran : 160).
Maka wajib bagi mereka untuk berdoa kepada Alloh, menghadap, dan memohon kepadaNya agar menghilangkan dari mereka apa yang telah menimpa mereka.
Saya juga mewasiatkan kepada mereka agar tetap kokoh dan menolak dari diri mereka kedhaliman orang-orang yang telah berbuat aniaya kepada mereka. Hendaknya mereka mengusir orang-orang tersebut dengan apa yang mereka mampu.
Wajib bagi saudara-saudara kita Ahlus Sunnah untuk menolong mereka di Dammaj. Kita katakan : Inilah agama. Walaupun kita telah membantah Yahya Al Hajuri atau kita telah membantah fulan, maka yang namanya bantahan dan menjelaskan kebenaran adalah sebuah perkara. Sedangkan menolong Ahlus Sunnah dan keluarga mereka adalah perkara yang lain. Sehingga wajib bagi Ahlus Sunnah yang dekat dengan Dammaj – yang terdekat lalu yang agak jauh – untuk menolong saudara-saudara mereka. Hendaknya mereka berdiri dengan mereka (Ahlus Sunnah Dammaj) pada satu barisan, menolong mereka dan berperang bersama untuk menghadapi orang-orang yang dhalim dan melampaui batas itu. Wajib berjihad – bagi Ahlus Sunnah yang terdekat lalu yang agak jauh – bersama mereka untuk menghadapi orang-orang Rafidhah itu.
Jangan ada seorangpun yang menyangka bahwa walaupun kami sudah membantah Yahya Al Hajurry di Dammaj, lantas kami akan mengorbankan Sunnah – kami berlindung kepada Allah dari hal itu -. Ahlus Sunnah adalah saudara dan keluarga kita di setiap waktu dan tempat. Kita marah karena membela mereka, kita senang karena kegembiraan mereka, dan kita merasa terluka karena kepedihan yang mereka rasakan. Maka wajib bagi Ahlus Sunnah di Yaman secara umum untuk menolong mereka dan berdiri bersama mereka untuk menghadapi orang-orang Rafidhah Al Hutsiyyin yang dhalim dan menyangka bahwa mereka akan membuat Ahlus Sunnah menjadi hina. Wajib bagi saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Yaman untuk menolong saudara-saudara mereka di Dammaj. Jika mereka mampu, hendaknya mereka menutup ruang gerak orang-orang Rafidhah itu dari belakang sehingga ada (Ahlus Sunnah) yang menjadi bagian lain di sekitar mereka jika mereka mengepung Dammaj. Sehingga sebaliknya, Ahlus Sunnahlah yang kemudian mengepung mereka dan tidak memberikan pertolongan kepada mereka.
Ini yang kami wasiatkan kepada saudara-saudara kita Ahlus Sunnah di Yaman untuk menolong saudara-saudara mereka Ahlus Sunnah di Dammaj dengan setiap perkara yang mereka mampu. Wallohu a’lam.
Wa shallallahu wa sallam wa barak ‘ala ‘abdihi wa rasulihi nabiyyina Muhammad, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.”
—————-
Perhatian : Tanya jawab ini ditranskrip oleh Al Akh Al Fadhil ‘Abdush Shamad Al Hulandy.
Untuk mendownload versi audionya, silahkan buka salah satu link berikut :
http://up.ye14.org/downloadf-yeMohamedBenHadiHissarDammaj-rar.html
http://www.reeem.info/upload/download.php?id=965
http://sites.google.com/site/documents6587/home/MohamedBenHadiHissarDammaj.rar
Abdullah As Salimi, Dzulhijjah 1432 H
Forum Al Wahyain As Salafiyyah
http://wahyain.com/forums/showthread.php?t=2447&fb_source=message
On 11/15/2011 3:17 PM, abuabdillah7 wrote:
Fatwa Syaikh al-`Allamah Rabi' bin Hadi `Umair al-Madkhali Hafidhahullah
Seruan kepada Seluruh Ahlus Sunnah untuk Menolong Saudara-saudara Kita di Dammaj
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah dan shallawat dan salam untuk Rasulullah dan keluarganya dan para shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya.
Adapun setelahnya:
Telah sampai kepada kami berita kesedihan, apa-apa yang telah dilakukan oleh Syi'ah (Rawafidh-Bathiniyun), musuh Islam dan musuh para shahabat (Rasulullah) yang mulia, berupa pemblokadean/pengepungan dan ancaman kepada saudara-saudara kita salafiyin di Dammaj dan kepada Markaznya yang salafi sunni (Markaz Darul Hadits Dammaj), karena kebencian dan permusuhannya kepada Islam dan pemeluknya.
Kami wasiatkan kepada saudara-saudara kami di Dammaj agar kokoh di atas sunnah dan kesabaran, dan meminta pertolongan kepada Allah dalam melawan kelaliman dan permusuhan Syi'ah (Rafidhi) ini.
Dan kepada saudara-saudara mereka dari Ahlus Sunnah untuk bangkit bersama-sama mereka, untuk melawan kelaliman ini, dan menghukum pengikutnya, dan membersihkan kotoran Syi'ah (Rafidhah) di Yaman dan selainnya, jika mereka mampu berbuat demikian,
"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa."
[QS al-Hajj: 40]
"…dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
* …untuk membinasakan segolongan orang-orang yang kafir, atau untuk menjadikan mereka hina, lalu mereka kembali dengan tiada memperoleh apa-apa."
[QS Ali `Imran: 126-127]
Sesungguhnya permusuhan antara Ahlus Sunnah dan Syi'ah (Rawafidh-Bathiniyah) adalah permusuhan antara Islam dan Kafir.
Maka kepada Ahlus Sunnah di setiap tempat di Yaman dan selainnya, untuk bangkit menolong saudara-saudara mereka dengan jiwa dan harta, dan kami meminta kepada Allah untuk menghancurkan Syi'ah (Rawafidh-Bathiniyah) dan semua musuh Islam di manapun berada.
Sesungguhnya Rabb-ku benar-benar Mahamendengar do'a.
Ditulis: Rabi bin Hadi `Umair al-Madkhali
4 Dzulhijjah 1432H
Sumber: http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=124187
Selengkapnya
Langganan:
Postingan (Atom)